News terbaru – Pentingnya komunikasi, salah satu elemen paling krusial dalam hubungan interpersonal, terutama dalam konteks rumah tangga. Hal ini disorot oleh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Stefanus Andriano, yang menjelaskan betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjaga keharmonisan keluarga.
Stefanus menilai film “Ipar Adalah Maut” sebagai sebuah karya yang membawa pesan mendalam mengenai komunikasi dalam hubungan rumah tangga. Film ini menggambarkan betapa rumitnya interaksi antara suami, istri, dan ipar ketika komunikasi yang terhambat menjadi sumber utama permasalahan.
“Film ini menggambarkan kompleksitas interaksi antara suami, istri, dan ipar, di mana komunikasi yang terhambat menjadi akar permasalahan,” jelas Stefanus dalam keterangannya pada Jumat (19/7/2024).
Dalam “Ipar Adalah Maut”, kita diperkenalkan pada tiga karakter utama: Nisa (istri), Aris (suami), dan Rani (ipar). Ketiganya menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif. Stefanus memberikan contoh bagaimana kurangnya komunikasi asertif memicu serangkaian masalah serius dalam hubungan mereka.
Nisa: Sebagai istri, Nisa berusaha menjalani perannya dengan penuh tanggung jawab, namun sering kali terhambat oleh ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan suaminya, Aris.
Aris: Suami yang seharusnya menjadi pendukung utama, tetapi karena komunikasi yang buruk, ia terlibat dalam tindakan yang merusak keharmonisan rumah tangga.
Rani: Ipar yang masih kuliah, terjebak dalam situasi rumit yang dipengaruhi oleh ketidakmampuan untuk menyampaikan perasaan dan kebutuhan secara terbuka.
“Baca juga: Oki Setiana Dewi Tanggapi Kontroversi Ucapannya Soal Poligami”
Menurut Stefanus, salah satu solusi untuk masalah komunikasi yang digambarkan dalam film ini adalah komunikasi asertif. Komunikasi asertif melibatkan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas, jujur, dan tegas, tetapi tetap menghormati orang lain.
“Komunikasi asertif adalah kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, jujur, dan tegas, namun tetap menghormati orang lain,” kata Stefanus.
Dalam konteks film ini, jika Nisa, Aris, dan Rani mampu menerapkan komunikasi asertif, mereka bisa:
Film “Ipar Adalah Maut” menunjukkan bagaimana kurangnya komunikasi asertif dapat berakibat fatal dalam hubungan keluarga. Kurangnya dialog terbuka dan jujur dapat menyebabkan kesalahpahaman, pertengkaran, dan bahkan perselingkuhan, yang pada akhirnya mempengaruhi semua anggota keluarga secara negatif.
“Kurangnya komunikasi asertif dalam ‘Ipar Adalah Maut’ membawa konsekuensi negatif bagi hubungan keluarga,” ujar Stefanus.
Film ini mengajarkan kita bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam rumah tangga. Kejujuran, keterbukaan, dan kesediaan untuk saling memahami adalah elemen-elemen penting dalam komunikasi asertif yang harus diterapkan.
“Pelajaran Berharga dari Ipar Adalah Maut, Film ini menjadi pengingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan kunci dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis, termasuk dalam rumah tangga,” pungkas Stefanus.
“Ipar Adalah Maut” sebenarnya berawal dari sebuah cerita viral di TikTok yang dibuat oleh akun bernama @elizasifaa. Cerita ini menjadi sangat populer, dengan jumlah viewer mencapai jutaan. Dalam cerita tersebut, Eliza berperan sebagai Nisya, Aris (suami Nisya), dan Rani (adik Nisya atau ipar Aris).
“Simak juga: Ussy Sulistiawaty, Bangun Kedekatan Pada Anak-Anaknya”
Dalam cerita TikTok tersebut, Nisya, Aris, dan Rani tinggal bersama di satu rumah. Saat Rani masih kuliah, terjadi perselingkuhan diam-diam antara Aris dan Rani ketika Nisya tidak ada di rumah. Ketika perselingkuhan ini terungkap, Nisya tidak hanya menghadapi masalah pribadi tetapi juga membuat ibunya jatuh sakit, menambah kompleksitas konflik dalam rumah tangga mereka.
Film “Ipar Adalah Maut” memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya komunikasi dalam hubungan interpersonal, khususnya dalam konteks rumah tangga. Dengan menyoroti dampak negatif dari komunikasi yang terhambat dan mempromosikan komunikasi asertif sebagai solusi, film ini menawarkan pelajaran berharga bagi semua orang. Memahami dan menerapkan komunikasi yang efektif tidak hanya membantu dalam menyelesaikan konflik, tetapi juga dalam membangun hubungan yang lebih harmonis dan saling mendukung.