News terbaru – Minggu yang seharusnya penuh dengan kegembiraan dan pengorbanan bagi umat Muslim Palestina saat merayakan Idul Adha, justru menjadi hari yang suram dan penuh penderitaan di Gaza, Tepi Barat, dan kompleks Masjid Al-Aqsa.
“Baca juga: Tragedi Sapi Kurban Larian 20 Km di Gunungkidul“ [2]
Di Jalur Gaza yang terkepung, warga Palestina menghadapi situasi yang menghancurkan saat mereka berusaha merayakan Idul Adha di tengah serangan militer Israel yang mematikan.[1] Meskipun berada dalam pengungsian internal dan harus menghadapi serangan bom yang tak terduga, mereka tetap bertahan untuk melaksanakan salat Idul Adha.
Hani Mahmoud dari Al Jazeera, yang melaporkan langsung dari Deir el-Balah di Gaza tengah,[5] menggambarkan momen tragis ini sebagai hari penuh dukacita. “Ratusan ribu keluarga Palestina yang mengungsi merasakan kesedihan mendalam pada hari pertama,” ujarnya, menjelaskan betapa sulitnya situasi yang mereka hadapi.
Tareq Abu Azzoum, jurnalis lain dari Al Jazeera, menambahkan bahwa warga Palestina berjuang untuk menjaga semangat dan harapan meskipun kehilangan yang mereka alami.[3] “Mereka berusaha memberikan kebahagiaan kepada anak-anak mereka, meskipun harus merayakan Idul Adha tanpa kehadiran orang tua mereka, di tengah terus berlanjutnya agresi Israel,” tambahnya.
“Simak juga: Komitmen Mengakhiri Perang Dengan Rusia“ [4]
Di samping Jalur Gaza, di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kekerasan juga merajalela saat pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk mengakses masjid untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Meskipun sekitar 40.000 orang berhasil masuk untuk beribadah. Banyak lainnya terpaksa melaksanakan shalat di luar gerbang masjid setelah ditolak masuk oleh pasukan Israel yang memberlakukan pembatasan ketat.
Peristiwa tragis ini juga terjadi di Tepi Barat yang diduduki. Di mana pasukan Israel mendirikan pos pemeriksaan dan mengganggu pergerakan warga Palestina di daerah Ramallah. Hal ini menciptakan ketegangan yang memperburuk situasi yang sudah tegang.
Di tengah segala kekerasan dan penderitaan ini, upaya untuk membawa bantuan ke Gaza juga menghadapi hambatan.[5] Meskipun Israel mengumumkan jeda taktis untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza. Mereka tetap melanjutkan operasi militer di bagian selatan Jalur Gaza, menunjukkan ketidakpastian atas masa depan perdamaian di wilayah itu.
Kondisi ini semakin menguatkan seruan dari PBB dan komunitas internasional. Untuk mengakhiri kekerasan dan mencari solusi damai yang berkelanjutan di antara semua pihak yang terlibat.
Dengan begitu banyak tragedi dan kesulitan yang dihadapi oleh umat Muslim Palestina. Selama Idul Adha tahun ini, harapan untuk kedamaian dan keadilan tampak semakin jauh. Tapi semangat perlawanan dan ketahanan mereka tetap terus membara, menjadi cahaya dalam gelapnya konflik yang tak berkesudahan ini.
[1] https://www.kompas.com/global/read/2024/06/17/200300570/merasakan-pahitnya-perayaan-idul-adha-2024-di-gaza-tepi-barat-dan-masjid
[2] https://jangkauaninfo.com/berita/tragedi-sapi-kurban-larian-20-km-di-gunungkidul/
[3] https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7394101/miris-israel-larang-hewan-kurban-idul-adha-masuk-gaza
[4] https://awalanberita.net/informasi-umum/presiden-ukraina-komitmen-mengakhiri-perang-dengan-rusia/
[5] https://dunia.tempo.co/amp/1880682/idul-adha-tahun-ini-israel-larang-hewan-kurban-masuk-gaza