News terbaru – Di Jepang, wabah bakteri ‘pemakan daging’ atau Necrotizing Fasciitis telah menjadi perhatian serius, dengan lebih dari 1.000 kasus dilaporkan selama enam bulan pertama tahun 2024.[1] Bakteri ini dikenal karena kemampuannya menginfeksi jaringan lunak dan menyebabkan kerusakan yang cepat dan luas pada tubuh.
Necrotizing Fasciitis bekerja dengan melepaskan toksin yang mampu menghancurkan jaringan otot, kulit, dan lemak di bawah kulit, menciptakan kondisi yang seolah-olah bakteri tersebut ‘memakan daging’. Untuk mengatasi masalah ini, Epidemiolog dan ahli kesehatan global, Dicky Budiman, berbagi beberapa langkah penting dalam pencegahan penularan.
“Baca juga: Transformasi Digital Bisnis di Indonesia, Mekari Mengakuisisi“ [2]
Dicky menjelaskan bahwa bakteri ini umumnya masuk ke tubuh melalui luka terbuka, seperti luka kecil atau luka bakar.[3] Oleh karena itu, langkah pertama yang disarankan adalah membersihkan luka secara menyeluruh saat pertama kali terjadi. “Setiap luka, sekecil apapun, harus ditutup untuk mencegah masuknya bakteri,” tambahnya.
Selain itu, penting untuk menghindari kontak dengan air yang berpotensi terkontaminasi bakteri atau patogen lain. “Jika ada luka serius, segera cari perawatan medis untuk pengobatan yang tepat,” lanjut Dicky.
Dalam upaya pencegahan lebih lanjut, Dicky mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.[1] Meskipun belum ada vaksin khusus untuk Necrotizing Fasciitis, Dicky menyarankan agar vaksinasi umum tetap dijaga dengan baik. “Pastikan vaksinasi Anda selalu terupdate, karena menjaga kesehatan umum dapat membantu dalam mencegah penyebaran infeksi secara umum,” imbaunya.
“Simak juga: Wakil Presiden RI Dorong Investigasi Mendalam terkait Peretasan PDN Kominfo“ [4]
Dalam konteks ini, Dicky juga menyarankan agar menghindari berenang di tempat umum seperti pemandian, laut, atau danau jika memiliki luka terbuka.[5] “Pemandian dalam ruangan bisa menjadi tempat penyebaran bakteri yang signifikan, terutama di Jepang,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat membantu mengendalikan penyebaran Necrotizing Fasciitis dan mencegah risiko terinfeksi. Kesadaran akan pentingnya kebersihan pribadi dan perawatan luka menjadi kunci dalam melindungi diri sendiri dan komunitas dari bahaya kesehatan yang mungkin timbul akibat bakteri ‘pemakan daging’ ini.
[1] https://m.tribunnews.com/kesehatan/2024/06/25/tengah-mewabah-di-jepang-ahli-bagikan-cegah-tertular-bakteri-pemakan-daging
[2] https://bahasinfo.net/business/transformasi-digital-bisnis-di-indonesia-mekari-mengakuisisi/
[3] https://m.antaranews.com/amp/berita/4165350/wabah-infeksi-bakteri-pemakan-daging-merebak-di-jepang
[4] https://awalanberita.net/informasi-umum/wakil-presiden-ri-dorong-investigasi-mendalam-terkait-peretasan-pdn-kominfo/
[5] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240624072710-4-548619/mengenal-bakteri-pemakan-daging-gegerkan-jepang-977-kasus-77-kematian/amp