Perempuan 300 Kg Dievakuasi ke RS, Butuh Truk Derek
News terbaru – Seorang wanita Thailand bernama Chatwisa, 36 tahun, harus dievakuasi ke rumah sakit menggunakan truk derek akibat bobot tubuhnya yang mencapai 300 kg. Keputusan ini diambil setelah ia mengalami kesulitan bernapas saat berada di rumahnya di Ayutthaya, Thailand.
Chatwisa ditemukan dalam posisi tertelungkup di tempat tidurnya, kesulitan bernapas saat sedang menyeruput teh susu manis dari mangkuk. Kondisinya yang memburuk membuat keluarganya segera menghubungi tim medis untuk meminta pertolongan darurat.
Setibanya di lokasi, paramedis segera mengambil tindakan dengan memasang selang trakea guna membantu pernapasannya. Namun, upaya membawa Chatwisa keluar rumah menghadapi tantangan besar. Pintu rumah terlalu sempit untuk dilewati, sehingga tim penyelamat harus merobohkan dinding kamar dan mencopot pintu agar bisa mengeluarkannya.
Evakuasi ini melibatkan lebih dari 20 orang yang harus mengangkat tempat tidur berbingkai logam tempat Chatwisa berbaring. Mengingat bobotnya yang besar, tim penyelamat memutuskan menggunakan truk derek yang biasanya digunakan untuk mengangkut kendaraan SUV seberat dua ton.
Saat truk derek melaju melewati kemacetan, beberapa pengendara yang terkejut merekam peristiwa langka ini. Chatwisa terlihat terbaring di atas truk, dalam kondisi stabil, namun tetap membutuhkan bantuan medis selama perjalanan.
Pada Kamis (6/2/2025) sore, truk akhirnya tiba di Rumah Sakit Somdej Phra Sangkharat. Tantangan berikutnya muncul ketika tim medis harus menurunkan Chatwisa dari truk dan membawanya ke dalam rumah sakit dengan hati-hati.
“Baca Juga : Trump Ingin AS Kuasai Gaza, Warga Palestina Dipindahkan?”
Proses penyelamatan yang luar biasa ini menunjukkan tantangan medis yang dihadapi orang dengan obesitas ekstrem serta pentingnya infrastruktur yang mendukung kondisi khusus seperti ini.
Setibanya di Rumah Sakit Somdej Phra Sangkharat, tim medis segera memberikan pertolongan pertama kepada Chatwisa. Dokter memasangkan oksigen dan infus untuk menstabilkan kondisinya. Mereka kemudian menyusun rencana pemulihan yang mencakup berbagai langkah medis, termasuk instruksi untuk segera berhenti makan guna mengendalikan berat badannya.
Saat ini, Chatwisa masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dokter terus memantau kondisinya untuk memastikan stabilitas pernapasan dan mempersiapkan langkah rehabilitasi lebih lanjut.
Ayah Chatwisa mengungkapkan kepada media setempat bahwa putrinya telah berjuang melawan obesitas sejak kecil. Berat badannya terus meningkat hingga mencapai 270 kg tahun lalu, menyebabkan mobilitasnya terbatas dan memaksanya lebih banyak berbaring di tempat tidur.
Sejak saat itu, berat badannya terus bertambah hingga mencapai 300 kg, yang membuatnya sepenuhnya tidak bisa bangun dari tempat tidur tanpa bantuan. Kondisi ini semakin memburuk hingga akhirnya ia mengalami kesulitan bernapas, yang memicu evakuasi darurat ke rumah sakit.
Dokter kini berfokus pada pengelolaan berat badan dan pemulihan kesehatan Chatwisa. Mereka akan menerapkan program diet ketat, pengawasan medis intensif, serta terapi fisik untuk membantunya kembali bergerak secara bertahap.
Kasus Chatwisa menjadi peringatan serius mengenai bahaya obesitas ekstrem dan dampaknya terhadap kesehatan. Dokter berharap dengan penanganan yang tepat, ia dapat menjalani proses pemulihan jangka panjang yang akan meningkatkan kualitas hidupnya.
“Baca Juga : Presiden Prabowo: Selamat Hari Pers, Waspada Provokasi!”