News terbaru – Indonesia tengah menggalang semangat untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai sebuah kota cerdas, hijau, dan berkelanjutan. Fokus utama dalam mewujudkan visi ini adalah melalui pengembangan sistem transportasi yang ramah lingkungan, atau yang sering disebut sebagai transportasi hijau.
Pada dasarnya, IKN dirancang bukan sekadar sebagai kota baru, melainkan sebagai laboratorium bagi konsep kota masa depan yang berkelanjutan.[1] Langkah awal yang krusial adalah membangun infrastruktur yang mendukung penggunaan kendaraan listrik (EV) secara luas. Dengan menyediakan stasiun pengisian daya yang strategis, IKN membuka jalan bagi masyarakat untuk beralih ke mobil listrik dengan lebih mudah dan nyaman.
Namun, lebih dari sekadar kendaraan pribadi, pengembangan sistem transportasi publik yang bersih dan terintegrasi menjadi tulang punggung dalam mencapai status kota hijau. Ini tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, tetapi juga mengurangi polusi dan kemacetan yang sering menghambat kota-kota besar.
Penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti Autonomous Rail Transit (ART).[3] Menjadi solusi yang efisien untuk tahap awal pengembangan IKN. Dengan menggunakan energi listrik dan tanpa pengemudi, ART dapat menghubungkan berbagai bagian penting kota tanpa memerlukan infrastruktur rel fisik yang mahal seperti MRT.
Tidak hanya itu, infrastruktur yang mendukung pejalan kaki dan pengendara sepeda juga menjadi prioritas. Dengan jalur khusus yang aman dan nyaman, warga IKN didorong untuk aktif berjalan kaki atau bersepeda. Bukan hanya untuk kebaikan lingkungan, tetapi juga untuk kesehatan mereka sendiri.
“Baca juga: Kontroversi di Udara Konflik Garuda Indonesia dan Sekarga“ [2]
Transformasi IKN sebagai kota hijau tidak hanya berhenti pada transportasi. Pemanfaatan sumber energi bersih dan terbarukan juga menjadi fokus utama.[3] Dari panel surya hingga teknologi konversi sampah organik menjadi energi listrik. Berbagai inisiatif diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemandirian energi kota.
Pemerintah harus memimpin dengan roadmap yang jelas untuk memaksimalkan penggunaan energi terbarukan di IKN. Seperti tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga air. Langkah ini tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber energi yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Simak juga: Presiden Taiwan Menegaskan Tidak Akan Tunduk“ [4]
Meskipun ambisius, upaya untuk mengembangkan sistem transportasi hijau di IKN menghadapi tantangan serius.[5] Dari biaya tinggi hingga dukungan teknis dan regulasi, semua hal ini memerlukan kerjasama yang kuat dari berbagai sektor masyarakat, industri, dan akademisi. Namun, tantangan ini juga merupakan peluang bagi Indonesia untuk membangun kapabilitas dalam teknologi ramah lingkungan dan sistem transportasi modern.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang solid, IKN bisa menjadi pionir dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kolaborasi yang sinergis, kita bisa menjadikan visi kota hijau ini menjadi kenyataan yang memberi dampak positif tidak hanya untuk generasi masa kini, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik.
[1] https://news.detik.com/kolom/d-7398022/ikn-dan-cita-cita-transportasi-hijau
[2] https://awalanberita.net/informasi-umum/kontroversi-di-udara-konflik-garuda-indonesia-dan-sekarga/
[3] https://weblawas.kaltimprov.go.id/berita/groundbreaking-transportasi-ramah-lingkungan-di-ikn-presiden-semua-harus-hijau
[4] https://langgananinfo.com/umum/presiden-taiwan-menegaskan-tidak-akan-tunduk/
[5] https://portal.dephub.go.id/post/read/rencana-pemindahan-ikn,-kemenhub-siapkan-sistem-transportasi-cerdas,-terintegrasi,-dan-ramah-lingkungan