News terbaru – Perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan pangan telah menggoyahkan sektor pertanian Indonesia, terutama pada tanaman kunci seperti padi dan jagung. Dalam situasi ini, pertanian cerdas iklim menjadi jalan keluar yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan ini.
Agrobisnis memainkan peran penting dalam mendorong inovasi pertanian yang tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan ketahanan petani terhadap fluktuasi iklim yang semakin ekstrem.
Salah satu terobosan terkini adalah benih padi cerdas iklim yang dikembangkan oleh PT Botani Seed Indonesia. Perusahaan yang berafiliasi dengan IPB University.[1] Benih ini tidak hanya menghasilkan produktivitas tinggi, tetapi juga mengurangi biaya produksi melalui penggunaan pupuk yang lebih efisien dan manajemen air yang lebih baik.
“Baca juga: Kisah Kontroversial Pamela Anderson“ [3]
“Dengan menggunakan benih cerdas iklim kami, kami dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca sambil tetap meningkatkan hasil panen.” Ungkap Direktur PT Botani Seed Indonesia,[2] Dadang Syamsul Munir, dalam sebuah konferensi pers.
Sementara itu, PT Agrotama Tunas Sarana telah memperkenalkan pupuk ramah lingkungan berbasis mineral organik dengan merek GPS (Gypsum – Polyhalite – Silica). Pupuk ini tidak hanya membantu meningkatkan hasil tanaman, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi tanah dengan menetralkan keasaman dan menghambat pertumbuhan bakteri metanogenik penyebab gas metana.[1]
“Ini adalah langkah nyata untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertanian sambil meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen,” jelas Direktur PT Agrotama Tunas Sarana, Eddyko.
“Simak juga: Ancaman Kebijakan Baru X Di Indonesia“ [5]
Inisiatif seperti ini tidak hanya mencakup pengembangan produk, tetapi juga kolaborasi dengan petani lokal untuk memastikan adopsi teknologi ini secara luas.[4] PRISMA, misalnya, bekerja sama dengan produsen benih jagung di NTT untuk memperluas akses petani terhadap varietas jagung adaptif iklim kering seperti Lamuru dan Jakarin.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa petani memiliki akses mudah ke varietas benih unggul ini. Yang tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga mengurangi ketergantungan pada subsidi pemerintah,” kata Medhat Kemal dari PRISMA.
Dengan demikian, inovasi pertanian cerdas bukan hanya tentang mempertahankan produksi pangan. Tetapi juga mengubah tantangan perubahan iklim menjadi peluang untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan adaptif.
[1] https://m.tribunnews.com/nasional/2024/06/19/pertanian-cerdas-iklim-inovasi-agrobisnis-untuk-adaptasi-dengan-perubahan-iklim?page=2
[2] https://jakarta.suaramerdeka.com/ekonomi/amp/13412943943/pertanian-cerdas-iklim-inovasi-agrobisnis-untuk-adaptasi-dengan-perubahan-iklim
[3] https://bahasinfo.net/informasi/pamela-anderson-ikon-baywatch-yang/
[4] https://simurp.pertanian.go.id/upload/pustaka/POM%206%20Pertanian%20Cerdas%20Iklim%20Climate%20Smart%20Agriculture%20(OL).pdf
[5] https://awalanberita.net/informasi-umum/ancaman-kebijakan-baru-x-di-indonesia/