Leimena Dorong Pendidikan HAM Bersama Menteri HAM
News terbaru – Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (MenHAM RI), Natalius Pigai, menerima audiensi dari Institut Leimena di Kantor Kementerian HAM RI pada Selasa, 18 Februari 2025. Dalam pertemuan ini, Natalius menyambut baik keterlibatan Institut Leimena dalam memperkuat pendidikan HAM melalui program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).
Menurut Natalius, pendidikan HAM harus menjadi bagian penting dalam kurikulum sekolah. Ia menegaskan bahwa pembangunan moral dan etika harus selaras dengan prinsip-prinsip HAM yang universal. Pendidikan HAM tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai sosial, spiritual, dan budaya yang berkembang di masyarakat.
“Setiap guru harus memahami konsep dasar HAM serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Institut Leimena berperan dalam menyediakan pendidikan tersebut, dan kami akan mendukungnya dengan sertifikat kehadiran resmi,” ujar Natalius Pigai.
Institut Leimena saat ini menjalankan program LKLB, yang telah melatih sekitar 9.200 guru lintas agama dari 37 provinsi di Indonesia. Program ini sejalan dengan prioritas Kementerian HAM dalam mendorong pengarusutamaan pendidikan HAM, terutama bagi pendidik yang memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran masyarakat.
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menegaskan bahwa HAM menjadi aspek utama dalam program LKLB yang telah berlangsung sejak 2021. Program ini menekankan kerja sama antar kelompok lintas agama dan budaya untuk memperkuat pemahaman serta peneguhan nilai-nilai HAM di masyarakat.
“Baca Juga : 20 Proyek Besar Prabowo Hasil Efisiensi Rp327 Triliun”
Dengan sinergi ini, Kementerian HAM dan Institut Leimena berharap pendidikan HAM semakin meluas, terutama di lingkungan pendidikan, agar menjadi bagian integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menyampaikan optimisme terhadap masa depan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri HAM, Natalius Pigai. Ia menilai pembentukan Kementerian HAM menjadi langkah positif yang membuka peluang sinergi antara program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Kementerian HAM.
“Kami sangat optimistis dengan kepemimpinan beliau dan adanya Kementerian HAM. Program literasi keagamaan lintas budaya yang kami jalankan memiliki titik temu dengan visi pemerintah,” ujar Matius Ho.
Institut Leimena berencana menindaklanjuti arahan MenHAM untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut. Sebelumnya, lembaga ini telah bekerja sama dengan Kementerian HAM dalam penyelenggaraan. Webinar Internasional memperingati Hari HAM Internasional ke-76 pada 6 Desember 2024. Webinar ini menghadirkan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, sebagai pembicara utama dengan tema. “Memperkuat Harmoni dalam Keberagaman melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya”.
Matius menegaskan bahwa Institut Leimena ingin melanjutkan kolaborasi terutama terkait pemberian certificate by attendance bagi sekitar 9.000 guru yang telah mengikuti program LKLB. Sertifikasi ini akan menjadi pengakuan atas kontribusi mereka dalam memperkuat pemahaman HAM di lingkungan pendidikan.
Audiensi antara Menteri HAM dan Institut Leimena diharapkan memperkuat sinergi antara pemerintah dan berbagai lembaga dalam pengarusutamaan HAM. Langkah ini sejalan dengan prinsip Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Penguatan (P5) HAM di Indonesia.
“Baca Juga : Bentrok The Jakmania vs Bobotoh, 37 Orang Alami Luka-luka”