News terbaru – Berat badan (BB) sering kali menjadi perhatian utama ketika membahas Efek garam pada kesehatan. Garam, sebagai bumbu dapur yang umum digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, sering dikaitkan dengan peningkatan BB ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana garam mempengaruhi BB dan apakah konsumsi garam yang berlebihan benar-benar dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
“Baca Juga : Kolaborasi Efektif dalam Menghadapi Kecurangan di Program JKN “
Salah satu Efek Garam terhadap berat badan adalah melalui retensi cairan. Garam mengandung sodium, yang memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ketika asupan garam meningkat secara signifikan, tubuh cenderung menahan lebih banyak cairan untuk menyeimbangkan kadar sodium. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan sementara yang disebabkan oleh akumulasi cairan di jaringan tubuh.
Penambahan BB akibat retensi cairan ini bukanlah kenaikan berat badan yang sebenarnya dalam hal peningkatan lemak tubuh. Namun, retensi cairan dapat membuat tubuh terasa lebih berat dan terlihat lebih bengkak. Retensi cairan seringkali terlihat pada area tertentu, seperti pergelangan kaki, tangan, atau wajah. Meskipun ini bukan masalah BB jangka panjang, efek visual dari retensi cairan bisa menjadi tidak menyenangkan.
“Simak juga:Makanan Pencegah Pikun: Menjaga Kesehatan Otak di Usia Lanjut “
Garam juga memengaruhi nafsu makan dan pola konsumsi kalori. Makanan tinggi garam dapat meningkatkan rasa lapar dan dorongan untuk makan lebih banyak. Garam dapat memengaruhi pusat rasa lapar di otak dan memicu keinginan untuk makan makanan yang asin atau kaya garam. Akibatnya, konsumsi makanan yang tinggi garam bisa menyebabkan peningkatan total asupan kalori, yang berpotensi berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Makanan olahan yang kaya garam sering kali juga mengandung kalori tinggi dan sedikit nutrisi. Oleh karena itu, konsumsi berlebihan dari makanan olahan ini dapat menambah kalori yang dikonsumsi dan, pada akhirnya, berkontribusi pada peningkatan BB. Mengurangi konsumsi makanan olahan dan memilih makanan segar yang rendah garam bisa membantu mengendalikan nafsu makan dan mencegah kenaikan berat badan.
Meski garam tidak secara langsung menyebabkan penambahan berat badan dalam bentuk lemak tubuh, konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada berat badan secara keseluruhan. Salah satu risiko utama adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sodium dalam garam dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Konsumsi garam berlebihan juga dapat membebani ginjal dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti pembengkakan atau edema. Mengurangi konsumsi garam dan mengadopsi pola makan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, hipertensi, dan masalah kesehatan lainnya.
Para ahli kesehatan merekomendasikan untuk membatasi konsumsi garam harian untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai lembaga kesehatan lainnya merekomendasikan agar konsumsi garam tidak melebihi 5 gram per hari. Mengonsumsi garam dalam jumlah yang moderat serta memilih makanan yang rendah garam dapat membantu menghindari masalah kesehatan yang terkait dengan garam berlebihan.
Menjaga pola makan yang seimbang dengan banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan segar yang rendah garam merupakan langkah penting dalam mengelola berat badan dan kesehatan tubuh secara umum. Memeriksa label makanan untuk kandungan sodium dan mengurangi konsumsi makanan olahan juga dapat membantu dalam mengontrol asupan garam. Dengan memahami bagaimana garam mempengaruhi tubuh dan mengikuti pedoman konsumsi yang sehat, kita dapat mengelola berat badan dengan lebih baik serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.