News terbaru – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menciptakan kontroversi dengan menyatakan kemungkinan menggunakan langkah militer atau ekonomi untuk mengakuisisi Greenland dan Terusan Panama. Pernyataan ini disampaikan Trump pada konferensi pers di resornya di Florida, Selasa (7/1/2025), sebagai bagian dari agenda ambisius yang ia gadang-gadang sejak memenangi pemilihan presiden pada 5 November 2024.
Trump mengklaim akuisisi Greenland dan Terusan Panama penting bagi keamanan ekonomi AS. Ketika ditanya apakah ia dapat memastikan tidak akan menggunakan kekuatan militer atau paksaan ekonomi untuk tujuan tersebut, ia menjawab tegas, “Tidak, saya tidak dapat meyakinkan Anda tentang keduanya,” seperti dilaporkan Reuters. Ia juga menambahkan bahwa kedua wilayah tersebut merupakan kunci untuk memperkuat posisi strategis AS di dunia.
Selain itu, Trump kembali mengangkat gagasan kontroversial untuk menjadikan Kanada sebagai salah satu negara bagian AS. Ia mengkritik pengeluaran AS untuk impor barang dari Kanada dan dukungan militer terhadap negara tersebut, menyebut perbatasan antara AS dan Kanada sebagai “garis yang dibuat-buat.”
“Baca Juga : Marc Marquez Berharap Sehat Sepanjang MotoGP 2025, Fokus Bangkit”
Mengenai Greenland, Trump mengisyaratkan akan mengenakan tarif pada Denmark jika negara itu terus menolak tawaran AS. Menurutnya, kepemilikan Greenland sangat penting bagi keamanan nasional. Namun, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menegaskan bahwa Greenland, wilayah pemerintahan sendiri di bawah Kerajaan Denmark, “tidak untuk dijual.” Frederiksen menambahkan, “Menggunakan cara finansial untuk saling berperang bukanlah tindakan yang baik, terutama ketika kita adalah sekutu dan mitra dekat.”
Sementara itu, kunjungan pribadi putra Trump, Don Jr., ke Greenland pada hari yang sama semakin menambah sorotan atas isu ini. Namun, hingga kini, Denmark tetap mempertahankan sikap tegasnya menolak tawaran Trump untuk membeli Greenland.
Reaksi keras terhadap pernyataan Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengenai rencana akuisisi Greenland, Terusan Panama, dan Kanada datang dari berbagai pihak internasional. Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, menegaskan bahwa komentar Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kekuatan Kanada.
“Ekonomi kami kuat. Rakyat kami kuat. Kami tidak akan mundur dalam menghadapi ancaman apa pun,” tulis Joly di akun X-nya, Selasa (7/1/2025).
Di Panama, Menteri Luar Negeri Javier Martinez-Acha juga menolak ancaman Trump terkait kendali atas Terusan Panama. Dia menyatakan bahwa jalur air strategis tersebut akan tetap berada di bawah kendali rakyat Panama.
“Satu-satunya pihak yang mengendalikan terusan tersebut adalah rakyat Panama, dan itu tidak akan berubah,” kata Martinez-Acha kepada media.
Sementara itu, mantan diplomat AS, Daniel Fried, memperingatkan bahwa langkah Trump untuk merebut Greenland atau wilayah lain dapat dianggap sebagai retorika imperialis. Menurutnya, tindakan seperti itu akan melemahkan aliansi strategis seperti NATO dan menciptakan instabilitas internasional.
“Komentar Trump bisa dianggap sebagai ambisi perluasan wilayah yang akan merusak kepercayaan internasional,” ujarnya.
Janji Trump untuk mengganti nama Teluk Meksiko juga ditanggapi dingin oleh Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard. Ia menegaskan bahwa pemerintah Meksiko tidak akan menanggapi isu tersebut secara serius.
“Jika kita bertemu lagi dalam 30 tahun, Teluk Meksiko akan tetap disebut Teluk Meksiko,” kata Ebrard.
Biasanya, perubahan nama geografis ditetapkan oleh Dewan Nama Geografis AS, meskipun presiden dapat melakukan perubahan melalui tindakan eksekutif. Namun, retorika Trump terus memicu kekhawatiran dan perdebatan di panggung internasional.
“Baca Juga : Virus HMPV Melonjak di Asia, Termasuk Kasus di Indonesia”