AS Kerahkan Kekuatan Militer di Diego Garcia, Iran Waspada
News terbaru – Amerika Serikat (AS) secara signifikan meningkatkan kehadiran militernya di Diego Garcia, pangkalan udara strategis di Samudra Hindia. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran serta berlanjutnya kampanye pengeboman AS terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Dalam 48 jam terakhir, AS mengerahkan sejumlah pesawat pengebom siluman B-2, pesawat kargo C-17, serta 10 pesawat tanker pengisian bahan bakar udara. Informasi ini diperoleh dari laporan The War Zone, yang menganalisis citra satelit terbaru.
Pangkalan militer Diego Garcia, yang dioperasikan bersama oleh Inggris dan AS, sebelumnya telah digunakan sebagai titik peluncuran serangan udara ke Timur Tengah. Pangkalan ini memainkan peran penting dalam invasi Afghanistan pada 2001 dan Irak pada 2003, menunjukkan bahwa Diego Garcia kerap menjadi pusat operasi udara skala besar AS di kawasan tersebut.
Menurut laporan Iran International, data pelacakan penerbangan dan analisis citra satelit menunjukkan setidaknya lima pesawat pengebom siluman B-2 Spirit tiba atau transit di Diego Garcia. Pesawat ini mampu membawa Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dirancang untuk menghancurkan target bawah tanah yang dibentengi, serta Massive Ordnance Air Blast (MOAB) seberat 20.000 pon, atau dikenal sebagai “Mother of All Bombs.”
“Baca Juga : Prabowo Temui Menlu Prancis, Bahas Kunjungan Presiden Macron”
Selain itu, AS juga mengerahkan pesawat kargo C-17, yang kemungkinan membawa personel, peralatan, dan amunisi. Sejumlah besar pesawat tanker KC-135 juga ditempatkan di berbagai pangkalan AS di Pasifik, menandakan kesiapan logistik untuk operasi udara jarak jauh dan berkelanjutan.
Amerika Serikat meningkatkan mobilisasi militernya di Diego Garcia bertepatan dengan peringatan keras dari pemerintahan Donald Trump terhadap Iran. Washington menuduh Teheran terlibat dalam serangan Houthi terhadap pengiriman di Laut Merah dan mengkhawatirkan ambisi nuklirnya. Meskipun intelijen AS menyatakan Iran tidak memiliki program senjata nuklir aktif.
Presiden Donald Trump dilaporkan memberi Iran tenggat waktu dua bulan melalui Uni Emirat Arab (UEA) untuk menyetujui pengaturan nuklir baru. Ultimatum ini menunjukkan potensi respons militer jika Iran menolak kesepakatan tersebut.
Beberapa jam setelah laporan penempatan militer AS muncul, Iran mengungkap “kota rudal baru” milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Media pemerintah Iran menyiarkan peragaan berbagai rudal balistik jarak jauh buatan dalam negeri. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, menyatakan Iran akan terus meningkatkan kapasitas rudal secara signifikan di masa depan.
Meski AS menyatakan lebih memilih diplomasi, pengerahan militer besar di Diego Garcia menjadi sinyal kuat. Bahwa Washington siap mengambil langkah militer jika negosiasi gagal. Lokasi Diego Garcia yang berada di luar jangkauan rudal Iran dan Houthi memperlihatkan strategi penempatan militer yang aman namun ofensif.
Langkah ini menunjukkan AS siap menghadapi Iran, baik melalui tekanan diplomatik maupun opsi serangan langsung jika diperlukan.
“Baca Juga : 80 Ribu Orang Demo Presiden Serbia, Aksi Terbesar Dekade Ini”